Sharing Session, Prof Badri Munir Sukoco bersama Indonesian Academic Researcher Network Australia (IARNA) : Pemerataan Kualitas Pendidikan
Berita UNAIR Pascasarjana, 10 Juni 2022 – Jangan jadikan Indonesia Maju 2045 hanya slogan belaka. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D., Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, saat menjadi salah satu pembicara di acara Strategic Talk seri ke-4 yang diadakan oleh IARNA (Indonesian Academics and Researchers Network Australia) dengan topik Pemerataan Kualitas Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan, jumat 10 Juni 2022.
Indonesia maju 2045, yang telah digaungkan oleh Presiden Republik Indonesia, jangan hanya menjadi komoditi, slogan para politikus belaka, apalagi menjelang tahun politik 2024, menurutnya dibutuhkan komitmen bersama dari dunia pendidikan tinggi, salah satunya seperti IARNA memberikan arahan-arahan serta rekomendasi tentang langkah-langkah apa yang harus diambil, atau bidang-bidang strategis apa yang harus menjadi fokus perhatian oleh pemerintah dan bangsa Indonesia untuk dapat mewujudkan cita-cita mulia 2045.
Pada kesempatan ini dirinya mengajak untuk belajar dari negara cina, kenapa cina yang dipilih karena menurut data. Cina berhasil mentransformasikan dirinya dari industri strategis yang bernilai tambah rendah menjadi yang bernilai tambah tinggi, visi besar cina 2035 memimpin dunia, salah satunya melalui teknologi. Program “Made in China 2025” dilanjutkan dengan “Created in China 2035”. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah cina meminta 12 perguruan tinggi terbaik untuk mengembangkan “schools of future technology” dengan tugas utamanya melakukan riset dan mengembangkan teknologi yang revolusioner pada 10-15 tahun kedepan, ditargetkan mereka mampu berkompetisi dengan MIT dan Stamford University dalam hal teknologi masa depan.
Hal diatas sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Hendarman Ph.D. Plt. Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek, yang menyampaikan kementerian pendidikan dan kebudayaan dan riset dan teknologi, sebagai pembicara pertama, dengan program yang digaungkan oleh “Mas Menteri” sapaan akrab Nadiem Makarim, dengan merdeka belajarnya mengajak dunia pendidikan untuk merubah mindset dari yang ada selama ini ada menjadi lebih terbuka, dan mengedepankan sikap kolaboratif, akan tetapi kendala yang sering terjadi adalah karena pendidikan dasar hingga atas berada dibawah kewenangan daerah, sehingga semangat perubahan disusupi dengan kepentingan politik penguasa wilayah.
Assoc. Prof. Dr. Wanty Widjaja, Ph.D, dari Deakin University sebagai pembicara kedua menyampaikan bahwa bagi dirinya menciptakan masa depan sebuah bangsa seperti yang dicita-citakan tidak akan hanya cukup pada pendidikan tinggi belaka, melainkan juga harus dimulai dari pendidikan dasar, dan dirinya sangat tertarik dengan hadirnya program “Indonesia Mengajar” dimana di program ini mengundang talenta-talenta berbakat Indonesia untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di daerah dan kawasan terpencil di Indonesia, dan diujung paparan dirinya mengatakan, dirinya sangat percaya meskipun dengan resources yang sangat terbatas tapi dengan keberanian membuka diri dalam hal inovasi termasuk memberikan kesempatan pada siswa untuk bernalar maka pendidikan berkualitas dan merata di Indonesia akan terpenuhi.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/