Berita UNAIR Pascasarjana, Senin 03 Juli 2023 – Sidang Tesis Mochammad Nur Arifin, Mahasiswa S2 PSDM Sekolah Pascasarjana UNAIR | Prodi Multidisiplin
Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Mochamad Nur Arifin yang terdaftar sebagai mahasiswa S2 Pengembangan Sumber Daya Manusia, menjalani sidang tesis di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, Senin, 03/07/2023 dengan mengangkat judul PEMIKIRAN BUNG KARNO DALAM BUKU SARINAH DAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KABUPATEN TRENGGALEK.
Dalam tesisnya, pria yang mengambil peminatan Pemberdayaan Perempuan di Sekolah Pascasarjana (SPS) Unair ini menyoroti filsafat feminisme Bung Karno, pelurusan makna sosialisme dan konsep pemberdayaan perempuan yang melibatkan laki-laki. Dirinya menambahkan selama ini yang ngomong pemberdayaan perempuan, kemudian responsif gender belum banyak, padahal perlu sekali program yang menyasar perempuan,” kata Mas Ipin, sapaan akrabnya.
Pria yang khas dengan peci hitamnya menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, dan ketika data kemiskinan 40 persen di Trenggalek maka menjadi pekerjaan besar.Belum lagi masalah stunting yang belum bisa diatasi kalau pendidikan dan pengasuhan tidak diperbaiki.
“Spirit bung Karno harus bisa terus berkobar dan bisa mewarnai pengambilan kebijakan saat ini, karena struktur penulisan Sarinah mengacu gender analisis yang diterbitkan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA),” ujarnya.
Mochammad Nur Arifin mengatakan dalam buku tersebut Bung Karno juga membuka data dengan terpilah gender, memperlihatkan perempuan tidak lemah.
Saat diwawancarai dirinya mengatakan dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk melalukan observasi hingga penyusunan tesis.Namun, menurutnya semakin banyak kajian yang dibaca, ia merasa bahan tesisnya semakin kurang merasa perlu terus menambahkan bahan dalam penelitiannya.
Ditambahkan kedepan, akan ada program pemberdayaan perempuan, tetapi tidak berhenti di situ saja, harus membentuk ekosistem. Kalau diberdayakan sendiri usaha antar sesama perempuan siapa yang paling kuat ya hidup. Makanya Bung Karno menyampaikan hanya alam disosialis wanita hidup dan berdaya,” urainya.
Ia mencontohkan di San Fransisco memiliki program wifey, yaitu melakukan donasi uang yang hasilnya digunakan mendidik perempuan lain yang belum sesukses mereka.
“Semangat seperti itu belum ada, kalau di sini kan mikirnya angel (sulit) nanti ditiru. Spirit itu harus diubah, pemberdayaan sosialisme seperti itu,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Mas Ipin mengenang studinya di Unair. Baginya melanjutkan S2 di Sekolah Pascasarjana UNAIR tersebut merupakan suatu nostalgia. Karena dirinya dulu pernah di-DO di Unair kemudian dicari lagi dan lulus juga dari Unair. Ini seperti kehidupan kedua,” tuturnya.
Dukungan istri menjadi kunci dari perjalanan yang ditempuh ini menurutnya. Dari beberapa konsep kadang juga butuh berdiskusi terkait konsep itu di exercise sesama perempuan untuk mendapat feedback. Yang mendorong saya mengambil studi ini ya beliau (istri),” kata dia.
Sementara itu, istri Mas Ipin, Novita Hardini mengungkapkan rasa banga dan bersyukur suaminya bisa menyelesaikan S1 yang tertunda dan meningkat pendidikannya hingga pascasarjana.
“Saat saya mendampingi suami awal menjabat wakil bupati dulu saya sudah berdoa supaya suami ini bisa sekolah tentang perempuan. Sehingga memiliki perspektif perempuan dan nantinya bisa masuk dalam kebijakan yang diambil,” tuturnya.
Novi berharap, studi Cak Ipin tidak berhenti di S2, tetapi bisa diimplementasikan sesuai dengan studi yang dipelajari.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform