Hadi Poerwono, Dosen S2 Ilmu Forensik Sekolah Pascasarjana UNAIR , RRI Pro 3 Jakarta
Berita UNAIR Pascasarjana, Selasa 28 Maret 2023 – Gempita Bulan Suci sudah terasa, ketika sore menjelang, tepian jalan dipenuhi banyak orang menjajakan makanan untuk berbuka puasa, masjid-masjid penuh sesak orang untuk menunaikan ibadah sholat Tarawih dan seperti sudah menjadi tradisi, lantunan ayat suci alquran yang menggema dari speaker masjid akrab bersahutan dengan suara ledakan dari petasan.
Petasan atau Kembang api menjadi lazim ditelinga kita saat perayaan-perayaan acara besar berlangsung, tahun baru bahkan ketika bulan Ramadahan datang, pada 26/03/2023, Dosen S2 Ilmu Forensik (https://pasca.unair.ac.id/s2-forensik/ ) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Hadi Poerwono, Drs., Apt., M.Sc., Ph.D. diwawancarai oleh Radio Republik Indonesia (RRI Nasional) dengan topik Kandungan Bahan Kimia yang terdapat dalam Petasan dan Kembang Api serta dampaknya.
Acara yang dibuka dengan pertanyaan “Mengapa petasan dianggap berbahaya?”, Menurut dosen pengampu mata kuliah Bahan Eksplosif serta Teknologi Peledakkan dan kebakaran, dijelaskan bahwa petasan menjadi berbahaya karena didalamnya terdapat beragam campuran kimia yang bila mendapat perlakuan tertentu bisa mengakibatkan reaksi kimia dengan ujungnya adalah ledakan.

Dijelaskan, dalam sebuah petasan memiliki beragam bahan kimia salah satunya seperti arang, kalium nitrat, ammonium nitrat, sulfur dan bahan-bahan tersebut sangat mudah didapatkan karena selain digunakan untuk bahan baku peledak seperti petasan bahan tersebut juga bisa digunakan sebagai campuran pupuk, hal tersebut yang menjadi salah satu alasan kenapa industri petasan meskipun sudah ada larangan akan tetapi tetap produksi,
Kasus industri Petasan tidak sedikit memakan korban jiwa, seperti kasus yang baru saja terjadi di Blitar dan Magelang dimana tidak hanya kerugian material yang diderita akan tetapi hilangnya korban jiwa, masih tingginya permintaan pasar tentu menjadi peluang, kini industri petasan dan kembang api lokal juga harus bersaing dengan petasan dan kembang api dari negeri Tirai Bambu, seperti yang disampaikan oleh Bapak Miftah dari Jogja salah satu pendengar RRI Nasional,”kalau pemerintah ingin melarang, harus adil, jangan yang lokal di kejar habis-habisan, tapi yang impor dibiarkan”.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/