๐๐ฎ๐จ ๐๐๐๐ข๐ฌ ๐๐ซ๐๐ง๐ฌ๐๐จ๐ซ๐ฆ๐๐ฌ๐ข ๐๐ค๐จ๐ง๐จ๐ฆ๐ข ๐๐ง๐๐จ๐ง๐๐ฌ๐ข๐ ?
Badri Munir Sukoco
Guru Besar Manajemen Strategi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Airlangga
Harian Disway – 14 Maret 2021
https://harian.disway.id/
Bank Dunia (2010, 2012) menyatakan bahwa banyak ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐ก๐๐๐๐ gagal menjadi negara maju karena biaya buruh yang ditawarkan tidak bisa bersaing dengan negara yang menawarkan buruh berbiaya rendah dan kemampuan teknologinya terlalu rendah untuk bersaing dengan negara maju.
Hal inilah yang menjadikan China, ekonomi terbesar kedua dunia (GDP per capita US$10,276 โ 2019), dalam dua dekade terakhir menggenjot kapabilitas inovasinya agar produknya bernilai tambah tinggi dan mengungkitnya menjadi negara maju (>US$12,375 โ ๐๐๐๐๐ ๐ต๐๐๐, 2019). Bila tahun 2006-2007 kapasitas inovasinya masih menduduki posisi #43 dunia, pada laporan terbaru ๐บ๐๐๐๐๐ ๐ถ๐๐๐๐๐ก๐๐ก๐๐ฃ๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐ก (GCR) yang dikeluarkan oleh ๐๐๐๐๐ ๐ธ๐๐๐๐๐๐๐ ๐น๐๐๐ข๐ (WEF) menjadi #24 dunia.
Saat ini, Indonesia masih menduduki #74 dunia untuk kapabilitas berinovasi, dan bila kapabilitas inovasi tidak diseriusi dapat dipastikan ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐ akan menjadi kenyataan di 2045. Apa yang harus dilakukan oleh Indonesia untuk mentransformasi ekonominya?
Industri Strategis
Lee and Malerba (2017) dalam ๐ ๐๐ ๐๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐ฆ menawarkan model bagaimana industri strategis sebuah negara bisa mengambil alih kepemimpinan, dan terdiri atas ๐ ๐ก๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐๐ก๐๐๐ , dan ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ . China (mengikuti Jepang dan Korea Selatan) menggunakan 4 stages (tahapan) dalam menjadikan industri strategisnya pemimpin di dunia: Pertama, ๐๐๐ก๐๐ฆ dengan menjadi ๐๐๐๐ ๐ก-๐ก๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐๐๐๐๐๐ yang mengandalkan biaya rendah dengan buruh murah dan skala ekonomi yang besar. Kedua, ๐๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐ก๐โ-๐ข๐ dengan meluncurkan produk berkualitas rendah untuk melayani pasar domestik yang sangat besar akan ๐คโ๐๐ก๐ ๐๐๐๐๐ dan produk berteknologi tinggi lainnya. Ketiga, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐โ๐๐๐ dengan menginvestasikan kembali pendapatan yang didapat dari tahap kedua untuk R&D. Besaran ๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐ akan menjadikan pendapatan membesar dan kemampuan untuk menciptakan inovasi yang hampir menyamai, setara, bahkan melebihi ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐ก๐ sangat mungkin terjadi (sebagaimana yang dialami oleh Samsung di Korea Selatan). Keempat, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐๐ bila negara atau perusahaan baru mampu membuat produk inovatif dengan lebih efektif dan efisien.
Terdapat 3 ๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐๐ก๐๐๐ (peluang) yang dapat dimanfaatkan: Pertama, ๐ก๐๐โ๐๐๐๐๐๐ฆ biasanya dipilih dari industri yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk sebuah negara. Untuk China, teknologi ๐คโ๐๐ก๐ ๐๐๐๐๐ (lemari es, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ก๐๐๐๐๐, hingga mobil) dipilih karena teknologinya sudah establish dan mereka bisa berperan menjadi ๐๐๐๐ ๐ก-๐ก๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐๐๐๐๐๐ sebagai ๐๐๐ก๐๐ฆ-๐๐๐๐๐ก menguasai teknologi tersebut. Kedua, ๐๐๐๐๐๐ (khususnya ๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐) yang ada. Data per Januari 2020, penetrasi penggunaan internet di Indonesia mencapai 64% (175,4 juta orang) dengan pengguna ๐๐๐๐๐๐ ๐โ๐๐๐ 124% dari total populasi dan rata-rata menghabiskan hampir 8 jam sehari ๐๐๐๐ค๐ ๐๐๐ di internet. Bila harga โ๐๐๐๐ ๐๐ก rata-rata sebesar Rp. 1,5 juta, maka kapitalisasi pasarnya sebesar Rp. 507,3 triliun. Bisa dibayangkan berapa devisa negara yang digunakan jika semuanya adalah impor. Untuk mobil, GAIKINDO pada 2019 melaporkan penjualan kendaraan sebanyak 1.030.126 unit. Bila diasumsikan harga rata-ratanya adalah Rp. 150 juta, kapitalisasi pasarnya sebesar Rp. 154,52 triliun.
Ketiga, ๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ฆ yang suportif agar industri domestic tersebut bisa tumbuh, berkembang, dan mampu bersaing baik di pasar domestik maupun global. Kebijakan ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ฃ๐๐ ๐ก๐๐๐๐ก (FDI) yang mengharuskan transfer teknologi ke perusahaan lokal, pendapatan ekspor yang tidak boleh dibawa keluar dari China sebelum 3 tahun, insentif pajak dan bunga bagi pengusaha lokal yang akan memproduksi teknologi tinggi, maupun kewajiban menggandeng universitas di China untuk melakukan R&D secara bersama (๐ ๐๐๐๐-๐ข๐ transfer teknologi) adalah beberapa ๐ก๐๐๐๐ก๐๐๐๐ก yang dapat dilakukan.
Bagaimana ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ yang perlu diberikan Indonesia sebagai ๐๐๐ก๐๐๐๐๐๐๐ ? Membangun industri strategis tentu membutuhkan waktu dan kapabilitas sangat spesifik yang perlu didukung oleh adanya pemain, jejaring, dan pemerintah. Kita tentu masih ingat bagaimana almarhum BJ Habibie mendapatkan support penuh dari Presiden Soeharto dalam mengembangkan industri penerbangan sejak tahun 1974. Diawali lisensi dengan MBB (Jerman) dan CASA (Spanyol) untuk memproduksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212. Di kemudian hari, IPTN yang beliau pimpin mampu membangun CN-235 dan CN-250; namun krisis ekonomi memaksa industri strategis yang dimiliki Indonesia di-matisuri-kan oleh IMF. Data terbaru dari KPMG (2019) menunjukkan kapitalisasi pasar industri pembuatan pesawat lebih dari US$500 miliar (+Rp.8.000 triliun). Tentu ini pengalaman berharga dan menunjukkan bahwa Indonesia pernah dan masih mampu berkiprah di industri strategis berteknologi tinggi.
Catch-Up Strategy
๐ถ๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ merupakan proses evolusi dan membutuhkan komitmen pemerintah untuk berinvestasi. Sejak mencanangkan ๐๐๐๐ ๐๐ ๐ถโ๐๐๐ 2025, ditetapkan 10 industri strategis yang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi agar terlepas dari ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐. Contohnya, meskipun pangsa pasar kendaraan listrik produksi China hanya 5% di seluruh dunia di tahun 2018, namun first-tier suppliers yang melayani seluruh produsen dunia mencapai 60-75%.
Jika melihat potensi pasar di China yang sangat besar dan ๐๐๐๐๐๐ก ๐ โ๐๐๐ yang dikuasai produsen China mencapai 95% di pasar domestik, dapat dipastikan cepat atau lambat produsen China akan menjadi pemain paling dominan dalam kendaraan listrik. Bila tahun 2013 hanya 9% kendaraan listrik yang digunakan di China, tahun 2017 telah mencapai 64%. Menariknya, 45-55% dari harga pokok produksi kendaraan listrik berasal dari baterai; dan produsen China menguasai 70% pangsa pasar baterai kendaraan listrik di seluruh dunia.
Tentu hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba, dan didukung oleh Pemerintah China dengan menginvestasikan RMB 210 miliar (setara dengan Rp. 441 triliun) untuk 5 tahun sejak 2009 guna ๐ ๐ข๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐๐ฃ๐๐ก๐๐ฃ๐ ๐๐๐๐๐ข๐๐ก๐ . Menurut Scival (๐๐๐ก๐๐๐๐ ๐ riset), karya ilmiah yang dihasilkan ilmuwan China dalam 6 tahun terakhir mencapai +40% publikasi ilmiah dunia tentang ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ฆ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ก๐๐๐ ๐๐๐ก๐ก๐๐๐๐๐ (65.520 publikasi; scival.com – 2020). Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memproduksi 19.380 publikasi dan diikuti Korea Selatan sebanyak 9.693 publikasi. Meskipun sitasi paten oleh industri hanya sepersepuluh dibandingkan AS, namun tren yang terus meningkat menjadikan cepat atau lambat China akan menjadi penantang AS dalam ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐ ๐ก๐๐ฆ ini.
๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ (publikasinya mencapai 52.855 artikel, India 13.534 artikel, dan AS 12.843 artikel), China memiliki penguasaan pasar sebesar 50% di seluruh dunia pada 2018 dan kontribusi ๐๐๐๐ ๐ก-๐ก๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐๐๐๐๐๐ yang berasal dari produsen China sebesar 70-85%. ๐๐๐โ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ lainnya adalah โ๐๐โ-๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ dan ๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐ฆ๐๐๐๐ก๐ , dimana peran ๐๐๐๐ ๐ก-๐ก๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐๐๐๐๐๐ >75% dan penguasaan pasar dunia yang saat ini kecil (5-10%) cepat atau lambat akan membesar dalam beberapa tahun mendatang.
Penutup
Pertanyaan utama yang perlu dijawab adalah transformasi ekonomi apa yang perlu dilakukan oleh Indonesia agar terlepas dari ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐? Sudah saatnya RPJMN 2020-2024 menyebutkan secara eksplisit industri strategis apa yang akan menjadi lokomotif perekonomian Indonesia di masa depan. Dan tentunya perlu ada konsistensi akan kebijakan, minimal dalam 20 tahun ke depan agar ๐ก๐๐โ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ terjadi secara optimal. Karena membangun industri strategis bukanlah program dengan hasil nyata dalam waktu singkat, namun butuh kebersinambungan agar daya saing Indonesia mengalami keberlanjutan.
Tidak semua sektor industri akan mampu dimasuki oleh sebuah negara dan mendapatkan ๐ก๐๐โ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐, dan ini konsisten dengan saran Michael E. Porter agar fokus pada sektor teknologi yang bernilai tambah tinggi agar terhindar dari ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ก๐ฆ dan berdaya saing tinggi dalam jangka panjang. Sebagai contoh, India memang gagal dalam melakukan ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ di industri telekomunikasi, namun sangat berhasil dalam industri farmasi. Sedangkan Brazil dan Thailand sukses ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ dalam ๐๐๐๐-๐๐๐๐ข๐ ๐ก๐๐ฆ namun gagal dalam industri farmasi. Meskipun China sangat berhasil dalam ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ di industri otomotif dan telekomunikasi, namun mereka kurang berhasil dalam industri ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐ก๐๐.
Kesamaannya adalah kesuksesan ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ tergantung pada kemampuan perusahaan mengakses teknologi yang dimiliki oleh perusahaan asing (menjadi ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ข๐๐๐๐ก๐ข๐๐๐๐ – OEM), kemudian menyelaraskan kebutuhan pengetahuan yang ada dengan riset-riset yang perlu dilakukan bersama perguruan tinggi. Selain akan menyuplai paten di masa depan, keberadaan ๐ก๐๐๐๐๐๐ โ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ก๐๐ yang siap dipekerjakan adalah keniscayaan agar ๐๐๐ก๐โ๐๐๐-๐ข๐ ๐ ๐ก๐๐๐ก๐๐๐ฆ yang dijalankan berhasil.
Terakhir, ๐๐๐๐๐๐ก ๐ ๐๐ง๐ Indonesia yang besar (#7 dalam GCR dari WEF) memberikan jaminan skala ekonomi bagi perusahaan Indonesia untuk belajar, membangun kapabilitas, dan tumbuh (Malerba dkk., 2017) untuk menjadi lokomotif pertumbuhan Indonesia di masa depan.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/