Ranah Publik, Suara Muslim Radio Network
Berita UNAIR Pascasarjana, Jumat 24 Maret 2023 – Jumat 24/03/2023 Dalam program Ranah Publik, Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D. Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR, hadir sebagai narasumber dalam program Ranah Publik yang diselenggarakan oleh Suara Muslim Radio Network dengan Pensyarah, Suparto Wijoyo, Wakil Direktur bidang Riset, Pengabdian Masyarakat, Digitalisasi dan Internasionalisasi yang mengangkat topik Sirkulasi Sosial Ekonomi Ramadhan 1444H.
Pakar hukum lingkungan ini membuka dengan mengajak para pendengar melihat dari sisi social dan ekonomi saat bulan suci ini tiba, dimana momentum ramadhan adalah sebuah pergerakan kolosal yang menggerakkan massa dan juga membawa dampak social dan ekonomi, disampaikan mulai dari hidangan berbuka puasa hingga menu hidangan utama, pilihan beraneka ragam citarasa dan masakan begitu banyak tersaji di tepi-tepi jalan belum pakaian dan perlengkapan ibadah yang juga memenuhi pasar ritual keagamaan ini.
Prof. Badri Munir Sukoco, mencoba mengulas dari sisi ekonomi, dirinya mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan yang memiliki potensi ekonomi bergerak dengan luar biasa, bahkan disampaikan dirinya pernah berdiskusi dengan salah satu pemilik media terbesar di Indonesia, yang mengatakan bahwa para produsen membelanjakan iklan saat ramadhan bisa mencapai 40%, dari sisi ini bisa kita simpulkan berarti Ramadhan adalah momentum dimana ekonomi sangat bergairah.
Catatan bersama, bagaimana menjaga keberlanjutan gairah ekonomi yang terjadi ini, “Jangan sampai gairah yang terbangun ini hanya bertahan 6 minggu (saat Ramadhan dan Idul Fitri), setelah itu menghilang di bulan-bulan berikutnya” ungkap guru besar UNAIR ini. Berangkat dari hal tersebut dirinya memberi rekomendasi agar pemerintah daerah menyiapkan dan menata agenda acara bisa budaya maupun keagamaan di masing-masing daerah dan terpublikasikan, hal tersebut berfungsi menjaga momentum menggeliatnya ekonomi di wilayah masing-masing.
Sebuah ilustrasi disampaikan oleh Prof.Badri, momen Idul Fitri, dimana dalam waktu 1-2 hari orang melakukan spending 500 ribu dengan jumlah 50 ribu orang, maka satu kegiatan keagamaan ini sudah menyumbang 2,5 miliar, bayangkan bila pemerintah daerah mampu menahan mereka bertahan 3-4 hari dan bila dalam setahun masing-masing pemda bekerjasama dengan lembaga lainnya seperti pondok pesantren untuk menata agenda ritual kegamaan seperti istighosah atau khaul yang menghadirkan kunjungan orang ke daerah tersebut, maka bisa kita kalkulasi ada tambahan sebesar 3,7 triliun pada GDP daerah tersebut.
Sebagai penutup, Menggeliatnya ekonomi di saat Ramadhan, khususnya kali ini dimana pandemic sudah melandai dan aktivitas diluar ruang sudah kembali normal adalah sebuah berkah, jangan sampai momen kolosal yang memberi dampak ekonomi dan sosial ini hanya berlalu dalam hitungan 6 minggu saja, bukankah kita sebagai Negara yang berpenduduk dengan Islam sebagai mayoritas, maka potensi yang ada harus bisa digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama dan yang utama adalah menyiapkan diri untuk menyambut ambisi kolektif bangsa, Indonesia maju 2045.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/