Berita Sekolah Pascasarjana UNAIR, 27 Mei 2021 – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menyelenggarakan agenda Public Lecture. Kali ini dengan judul THE PRESENT AND FUTURE OF COMPARATIVE REGIONALISM dengan narasumber Dr Filippo Costa Buranelli sebagai asisten Profesor pada prodi Hubungan internasional University of St. Andrews, UK, serta sebagai Kepala Bidang Pendidikan Bahasa Inggris Asosiasi studi Internasional. Acara ini diselenggarakan pada hari Jumat, 27 Mei 2021.
Filippo menjelaskan bahwa kosmologi seharusnya diinterpretasikan sebagai ilmu untuk mempelajari tatanan. Tatanan tersebut yakni pola aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan tujuan dasar manusia untuk hidup. Tatanan masyarakat Eropa benar-benar berbeda dengan tatanan hidup di luar Eropa. Oleh karena itu masyarakat global perlu melepaskan pandangan eurosentrisme mereka sebagai pusat dari segala tatanan dunia, termasuk pada tatanan perekonomian dan politik secara global. Comparative regionalism perlu menggabungkan keilmuan barat serta lokal dalam memahami tatanan hidup secara global.
beliau juga berpendapat bahwa hubungan internasional perlu input dari banyak pandangan di luar keilmuan itu sendiri. Akademisi serta pengambil kebijakan perlu mengetahui ide dari setiap perbedaan serta kesamaan dari setiap perspektif setiap region, untuk menciptakan tatanan yang teratur dalam merumuskan hukum internasional. Hal ini supaya hukum internasional tidak berujung pada konflik internal antar region atau perang saudara. Selain pengkajian perspektif lokal, perlu juga untuk menginvestigasi bahasa setiap region selain bahasa Inggris, karena sering terjadi miskomunikasi tidak hanya antar pembuat kebijakan antar negara, tapi juga pada kepala negara, terlebih lagi pada masyarakat lokal.
Regionalisme baru perlu mengembangkan comparative regionalisme lewat pemahaman norma dan fungsi diplomasi yang bukan berdasarkan pada Eurosentrisme, tapi pada latar belakang budaya. Kita tidak bisa membandingkan antara tatanan kehidupan Uni-Eropa yang sangat normatif dan legalistik, sedangkan Asia Tenggara bersifat informal. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antar kedua belah pihak dalam perumusan kebijakan, bukan berdasarkan tekanan dari pihak negara yang lebih superior, seperti Uni-Eropa terhadap negara berkembang.
Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/