Diskusi UNAIR Sekolah Pascasarjana: Pancasila dan Tantangan Globalisasi

Diskusi UNAIR Sekolah Pascasarjana: Pancasila dan Tantangan Globalisasi

Berita UNAIR Sekolah Pascasarjana, 1 Juni 2022 – Era digitalisasi tidak untuk dilawan tapi untuk diadaptasi, bersinergi dan bekolaborasi, menjadi pernyataan pembuka dari Suparto Wijoyo Wakil Direktur 3 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga di program IDJEN TALK dengan tema Pancasila dan Tantangan Globalisasi, di Radio City Guide Malang, rabu 1 juni 2022, menurutnya langsung maupun tidak langsung kita sudah merasakan manfaat dari era digitalisasi yang terjadi saat ini, dimana kita bisa menjalin komunikasi dengan berbagai orang di berbagai lokasi dengan sangat mudah, tinggal kita dorong semua elemen bangsa termasuk anak muda yang kreatif untuk aktif membuat karya yang menebarkan nilai-nilai yang bersumber dari Pancasila, sehingga kemaslahatan teknologi akan hadir tidak hanya membangun kesadaran berpancasil melainkan juga untuk membangun kesadaran mengamalkan nilai Pancasila.

Ketika disinggung mengenai konflik yang kerap terjadi, Suparto Wijoyo menyampaikan bahwa konflik itu tidak bisa dihalangi karena perbedaan pasti melahirkan beragam sudut pandang, akan tetapi dengan nilai Pancasila kita akan melihat konflik bukan untuk membuyarkan sebuah tatanan, melainkan sebagai bagian dalam memperkaya dan meneguhkan tatanan sebagai sebuah bangsa, beragam suku bangsa dan Bahasa yang kita punya terekat dalam satu bingkai Pancasila.

Hal senada disampaikan oleh Rista Ayu Mawarti, S.Pd., M.Pd. yang merupakan Tim Pengembang UPT Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang, menyampaikan, dirinya pada tahun 2016 menulis bahwa “Pancasila adalah kacamata kebangsaan kita” akan tetapi untuk saat ini sudah sangat tidak relevan, karena Pancasila sudah harus menjadi “lensa kontak” kita, artinya tidak boleh berjarak melainkan harus melebur dan dekat dengan kita. Hadirnya teknologi tidak boleh justru menjadi boomerang bagi bangsa ini, justru melalu teknologi kita harus semakin aktif menyuarakan dan menebarkan nilai-nilai Pancasila, ketika ditanya terkait apakah kurikulum Pancasila yang diajarkan di kelas-kelas perkuliahan sudah mengadaptasi situasi dan kondisi kebangsaan saat ini, dirinya menjawab bahwa saat ini melalui program merdeka belajar, Menteri pendidikan dan kebudayaan mendorong generasi muda mempelajari Pancasila tidak hanya melalui di dalam kelas akan tetapi melalui pengabdian langsung di masyarakat, sehingga lebih terasa manfaatnya.

Heru Pamungkas, yang merupakan Diaspora dan Jurnalis di Arkansas Amerika Serikat turut menggaris bawahi pernyataan diatas, dimana menurutnya era digitalisasi yang memberikan kemudahan akses bagi siapapun harus mampu dimanfaatkan untuk menebar kebaikan, termasuk dalam membumikan nilai-nilai Pancasila, jangan sampai kecanggihan yang memberi kemudahan malah kalah dengan nilai-nilai negative, disampaikan pula seperti yang baru saja terjadi di amerika serikat dimana ada penembakan massal secara brutal dan kesemuanya dilakukan dengan posisi live streaming, tentu banyak yang mengilhami aksi sadis dan brutal itu yang di tayangkan oleh pelaku secara gamblang bisa terinspirasi dari maraknya game online tentang aksi penembakan yang menarik untuk dilihat, hal ini tidak boleh terjadi di Indonesia, ditambahkan pula indutri media jangan hanya mengejar jumlah pendengar dan pemirsa saja melainkan juga bertanggung jawab dalam menebar kebaikan.

Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platform/